Minggu, 12 April 2009

TEKNIK BELAJAR BICARA MUDAH BUAT SAHABAT KOMARUN



PENGERTIAN KETERAMPILAN BERBICARA (KALAM)
Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain. Berbicara identik dengan penggunaan bahasa secara lisan. Penggunaan bahasa secara lisan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara secara langsung adalah : a) pelafalan, b) intonasi, c) pilihan kata, d) struktur kata dan kalimat, e) sistematika pembicaraan, f) isi pembicaraan, g) cara memulai dan mengakhiri pembicaraan, serta h) penampilan (gerak-gerik, penguasaan diri, dll).
Berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa. Aspek-aspek keterampilan berbahasa lainnya adalah menyimak, membaca, dan menulis.
Pada hakekatnya kemahiran berbicara merupakan kemahiran menggunakan bahasa yang paling rumit, yang dimaksud dengan kemahiran berbicara adalah kemahiran mengutarakan buah pikiran dan perasaan dengan kata-kata dan kalimat yang benar, ditinjau dari sistem gramatikal, tata bunyi.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa keterampilan berbicara mutlak sangat diperlukan. Begitu pula keterampilan menyimak dan berbicara saling berkaitan. Dalam menyimak seorang mendapat informasi, sedangkan dalam berbicara seseorang menyampaikan pikiran, perasaan melalui alat ucap.
Untuk itulah teknik berbicara atau keterampilan berbicara perlu dibina dan dikembangkan serta banyak latihan sehingga menumbuhkan minat siswa dalam berbicara (kalam).

PENDEKATAN PENGAJARAN KALAM
Dalam pengajaran kalam ada beberapa pendekatan yang digunakan, diantaranya adalah Pendekatan Komunikatif dan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching-Learning).
Pendekatan komunikatif didasarkan pada pandangan bahwa bahasa adalah sarana berkomunikasi. Karena itu tujuan utama pengajaran bahasa adalah meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, bukan kepada pengetahuan tentang bahasa. Dengan perkataan lain bahasa bukan hanya sekedar rangkaian bunyi, kata, dan struktur untuk memenuhi tujuan berkomunikasi dalam berbagai situasi dan tujuan berbahasa.
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual merupakan konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Karena itu jelaslah pemanfaatan pembelajaran kontekstual akan menciptakan suatu kondisi kelas yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif terutama dalam keterampilan berbicara dan siswa secara kontekstual dapat mengkomunikasikan secara lisan berbagai pengetahuan yang didapat baik di dalam maupun di luar kelas.

METODE PENGAJARAN KALAM
Beberapa metode dalam pengajaran kalam adalah sebagai berikut:
1. Metode Langsung (Ath-Thari:qah Al-Muba:syirah)
Metode langsung berasumsi bahwa proses belajar bahasa kedua atau bahasa asing (seperti bahasa Arab) sama dengan bahasa ibu, yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan secara intensif dalam komunikasi lisan kemudian tulisan. Tujuan metode tersebut adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan bahasa Arab di masyarakat Arab. Penggunaannya di kelas harus seperti penutur asli. Teknik pembelajaran secara umum dapat berupa penyajian kata-kata konkret dalam komunikasi melalui demonstrasi, peragaan benda langsung dan gambar, atau melalui asosiasi, konteks, dan definisi.
2. Metode Audiolingual (Ath-Thari:qah As-Sam`iyah Asy-Syafahiyah)
Metode audiolingual berasumsi bahwa bahasa itu pertama-tama adalah ujaran. Oleh karena itu pengajaran bahasa harus dimulai dengan memperdengarkan bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk kata atau kalimat kemudian mengucapkannya (kalam) sebelum pelajaran membaca dan menulis.
Asumsi lain dari metode ini ialah bahwa bahasa adalah kebiasaan. Suatu perilaku akan menjadi kebiasaan apabila diulangi berkali-kali. Begitu pula dalam pengajaran kalam, siswa akan terampil dalam berbicara karena terbiasa berbicara (dalam bahasa Arab).
3. Metode Komunikatif (Ath-Thari:qah Al-Ittisha:liyah)
Metode komunikatif berasumsi bahwa penggunaan bahasa tidak hanya terdiri atas empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), tapi mencakup beberapa kemampuan dalam kerangka komunikatif yang luas, sesuai dengan peran dari partisipan, situasi, dan tujuan interaksi.
Teknik pembelajaran secara umum dapat berupa penyajian materi yang bervariasi, tidak hanya mengandalkan buku teks, tetapi lebih ditekankan pada bahan-bahan otentik (berita Koran, iklan, menu, KTP, SIM/ STNK, formulir-formulir dll). Untuk itulah dengan metode komunikatif ini dapat mengembangkan kompetensi siswa dalam berkomunikasi lisan dengan bahasa target (misal bahasa Arab) dalam konteks komunikatif yang sesungguhnya.






TEKNIK PENGAJARAN KALAM
Beberapa teknik pengajaran berbicara (kalam), diantaranya :
4. Teknik Ulang Ucap
Teknik ini untuk melatih lisan siswa agar terbiasa mengucapkan kata Arab. Model ucapan dapat berupa suara guru atau rekaman native speaker (atau berupa kaset). Model ucapan yang diperdengarkan kepada siswa disusun dengan teliti, kemudian siswa memperhatikan cara pengucapan. Materi disesuaikan dengan kondisi siswa atau disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Teknik Ulang Ucap ini juga bisa dilakukan dengan bantuan kartu gambar.
Langkah-langkah pembelajaran :
Model ucapan diperdengarkan di depan kelas
Siswa mendengarkan dengan teliti
Siswa mengucapkannya kembali sesuai dengan model

5. Teknik Lihat Ucap
Teknik Lihat Ucap (look and say exercise) adalah lanjutan dari teknik Ulang Ucap. Teknik ini berfungsi untuk melatih kalam dan mempercepat proses mengingat kosakata yang telah diberikan.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru memperlihatkan siswa benda/ gambar tertentu
2) Siswa menyebutkan nama benda tersebut dengn suara keras
3) Seterusnya dilakukan bergantian agar semua siswa mendapat giliran

6. Substitusi
Teknik Substitusi disebut juga al-tabdi:l yaitu teknik yang memberi keterampilan kepada siswa untuk mengganti unsur yang ada dalam kalimat dengan unsur yang baru.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru mengucapkan kalimat dengan pola tertentu
2) Guru menyebutkan salah satu kata sebagai kunci
3) Siswa mengucapkan kalimat baru dengan pola yang sama dengan kata tersebut
Contoh :





7. Transformasi
Teknik Transformasi adalah teknik mengajarkan kemampuan mengubah pola kalimat serta mengembangkannya. Siswa disuruh mengubah kalimat tertentu ke dalam pola kalimat yang lain seperti kalimat berita menjadi kalimat tanya, kalimat positif menjadi kalimat negatif, dan sebagainya.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru mengucapkan kalimat dengan pola tertentu
kalimat berita
kalimat positif
2) Siswa mengubah kalimat tersebut dengan pola lain
kalimat tanya
kalimat negatif
Contoh :
(b)




8. Info Berantai
Tujuan : Siswa dapat mentransfer sebuah informasi dengan benar dan jelas. Siswa dibentuk beberapa kelompok, yang masing-masing kelompok posisinya saling membelakangi. Barisan paling belakang diberi sebuah amplop yang berisi informasi. Dengan cukup membaca dan menghafal, secara berantai informasi dibisikkan ke barisan depannya, begitu seterusnya. Barisan terdepan mempresentasikan informasi yang diperolehnya.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan ini
2) Guru membagi siswa ke dalam kelompok
3) Kelompok berbaris ke belakang
4) Guru menunjukkan kartu informasi kepada siswa di barisan paling belakang
5) Dalam waktu satu menit, siswa paling belakang menghafalkan informasi kemudian kartu informasi diminta lagi oleh guru
6) Siswa paling belakang menginformasikan berita tersebut dengan jalan membisikkan pada barisan di depannya
7) Barisan terdepan mempresentasikan informasi yang diperolehnya
8) Guru merefleksikan hasil pembelajaran

9. Cerita Berangkai
Tujuan : Siswa dapat melanjutkan cerita yang disampaikan temannya dengan tepat dan dalam lingkup topik yang sama.
Satu kelompok (5 orang) berdiri di depan kelas kemudian bercerita tentang topik tertentu yang diawali dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri.
Langkah-langkah pembelajaran :
(Pilihan pertama)
1) Guru memberi penjelasan singkat tentang kegiatan ini
2) Siswa dibagi beberapa kelompok
3) Kelompok menentukan topik yang akan dibawakan di depan kelas
4) Siswa bercerita secara berangkai di depan kelas
5) Kelompok lain memberi komentar tentang cerita berangkai temannya
6) Guru merefleksikan hasil pembelajaran
(pilihan kedua)
Guru mengawali menyusun sebuah cerita
Siswa 1 diminta melanjutkan cerita lalu siswa 2, siswa 3 dan diakhiri oleh siswa berikutnya secara spontan
Pada bagian akhir kegiatan, memeriksa jalan cerita apakah sistematis, logis atau padu

10. Menceritakan Kembali
Teknik menceritakan kembali apa yang telah didengar oleh siswa merupakan teknik melatih kemampuan berbicara dan mengungkapkan perasaan.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru mempersiapkan bahan bacaan atau guru membacakan sebuah cerita
2) Siswa membaca bahan itu dengan seksama atau siswa diminta menyimaknya
3) Guru meminta siswa menceritakan kembali isi singkat bacaan dengan kata-kata sendiri

11. Reka Cerita Gambar
Teknik ini adalah latihan mengekspresikan pikiran, perasaan melalui alat ucap berdasarkan gambar. Sebuah gambar atau rangkaian beberapa gambar merupakan sarana ampuh untuk memancing, mendorong atau memotivasi seorang siswa berbicara. Penghayatan atau pemahaman terhadap suatu gambar atau seri gambar akan berbeda antara satu siswa dan siswa lainnya.


Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru mempersiapkan gambar
2) Siswa diminta menyusun sebuah cerita berdasarkan gambar tersebut
3) Salah satu siswa diminta untuk menceritakan cerita itu di depan kelas

12. Percakapan
Percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik antara dua atau lebih pembicara. Dalam percakapan ada dua kegiatan, yakni menyimak dan berbicara silih berganti. Suasana dalam percakapan biasanya akrab, spontan dan wajar. Percakapan merupakan suasana pengembangan keterampilan berbicara.
a. Dialog
Teknik dialog/ muha:datsah merupakan latihan menirukan mengenai berbagai macam situasi dan kesempatan. Diharapkan siswa dapat berbicara secara wajar tidak dibuat-buat, dan diusahakan persis seperti terjadi pada kebiasaan orang Arab. Sebaiknya dialog disesuaikan dengan tingkat kemahiran siswa dan dapat dibantu dengan gambar. Materi dialog diambil dari kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru memberi contoh latihan berdialog
2) Siswa menirukan bersama-sama
3) Siswa mempraktikkan secara berpasangan di depan kelas
Contoh :





b. Menjawab Pertanyaan
Teknik ini berguna untuk mengetahui apakah siswa paham apa yang dipertanyakan serta memancing siswa berbicara. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa misalnya mengenai identitas, pekerjaan, pelajaran dan sebagainya. Guru dapat juga mengajukan pertanyaan untuk menguji hafalan kosakata siswa.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru mengajukan pertanyaan tentang identitas atau pertanyaan untuk menguji hafalan kosakata
2) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru



Contoh :
(pertanyaan tentang identitas) (pertanyaan tentang kosakata)





c. Bertanya
Teknik ini merupakan usaha untuk melatih siswa mahir bertanya. Melalui pertanyaan, siswa dapat menyatakan keingintahuannya terhadap sesuatu hal. Tingkat atau jenjang pertanyaan yang diutarakan melambangkan tingkat kedewasaan siswa. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang sistematis, maka siswa dapat menemukan apa yang diinginkannya. Permainan untuk latihan bertanya seperti ini disebut “Twenty Questions”.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru menulis nama benda dalam kertas lalu diberikan kepada salah seorang siswa
2) Guru meminta siswa yang lainnya menebak benda itu dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
3) Setelah pertanyaan ke-20 selesai siswa harus bisa menebak nama benda itu
Contoh :
(pertanyaan menggali yang diajukan siswa)


13. Wawancara
Wawancara/ interview adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab. Tujuannya adalah siswa dapat berwawancara dengan orang lain dengan bahasa yang logis, runtut, dan tepat. Siswa disuruh mewawancarai orang lain. Lalu siswa tersebut menuliskan hasil wawancara itu.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru memberi penjelasan singkat tentang kegiatan ini
2) Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk memilih tokoh, pekerjaan atau siapa saja yang dimungkinkan dapat ditemuinya
3) Siswa menulis daftar yang akan mereka wawancarakan
4) Siswa saling mereviu daftar pertanyaan yang dibuatnya
5) Siswa melakukan wawancara (guru membimbing kearah pemakaian kalimat yang singkat dan tepat)
6) Setelah selesai wawancara, siswa melaporkan hasilnya di depan kelas
7) Guru merefleksikan hasil pembelajaran

14. Dramatisasi
Dramatisasi atau bermain drama adalah mementaskan lakon atau cerita. Drama merupakan kegiatan yang mengandung unsur rekreatif karenanya menyenangkan.. Tujuan latihan berbicara dengan drama ini ialah untuk mengarahkan siswa kepada pemakaian kalimat dan ungkapan yang baik, pemakaian bentuk-bentuk formal dan informal, sekaligus memupuk keberanian siswa terutama dalam menghadapi pihak penonton. Melalui dramatisasi siswa dilatih mengekspresikan perasaan dan pikirannya dalam bentuk bahasa lisan.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan ini
2) Siswa membagi diri ke dalam kelompok
3) Siswa mengidentifikasikan tokoh yang akan diperankan
4) Siswa memerankan tokoh

15. Diskusi
Diskusi adalah proses pelibatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah melalui cara tukar menukar informasi untuk memecahkan masalah. Pada hakikatnya diskusi adalah percakapan dalam bentuk lanjut. Cara, isi, dan bobot pembicaraan lebih tinggi atau kompleks dari percakapan biasa.
Dalam pemilihan topik diskusi hendaknya dipertimbangkan beberapa hal berikut :
Ø disesuaikan dengan kemampuan siswa
Ø disesuaikan dengan minat dan selera siswa, bukan minat dan selera guru
Ø topik hendaknya bersifat umum dan popular
Ø dalam menentukan topik, sebaiknya siswa diajak serta untuk merangsang keterlibatan mereka dalam kegiatan berbicara
Diskusi merupakan sarana yang ampuh bagi pengembangan keterampilan berbicara. Berlatih berdiskusi berarti berlatih berbicara.
Ada beberapa model diskusi :
a. Diskusi kelas dua kelompok berhadapan
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru menetapkan satu masalah
2) Guru membagi siswa dalam dua kelompok (kelompok 1 bersikap mendukung dan kelompok 2 bersikap menentang pernyataan)
3) Guru/ salah satu siswa bertindak sebagai moderator dan menggilirkan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mengemukakan alasan/ argumentasinya
b. Diskusi kelas bebas
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru menetapkan topik
2) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya secara bergantian
c. Diskusi kelompok
Langkah-langkah pembelajaran :
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (terdiri 6 sampai 10 siswa) dengan seorang ketua, penulis dan pelapor
Masing-masing mendiskusikan topik yang berbeda-beda atau topik yang sama dari segi yang berbeda
Pada bagian akhir , wakil dari masing-masing (pelapor) melaporkan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas
Kelompok lain bertanya atau mengkritisi hasil laporan kelompok tersebut
Setelah selesai, guru merefleksikan hasil pembelajaran tersebut
d. Diskusi panel
Langkah-langkah pembelajaran :
Guru menetapakan topik
Guru menunjuk siswa sebagai penyaji, moderator dan penulis
Sebelumnya siswa diberi waktu untuk mempersiapkan bahan pembicaraannya dan siswa lain mempersiapkan beberapa sanggahan
Dalam pelaksanaan diskusi, guru sebagai partisipan pasif
Pada akhir diskusi, guru memberikan komentar dan evaluasi

16. Berpidato
Kegiatan ini hendaknya dilakukan setelah siswa cukup pengalaman dalam berbagai kegiatan berbicara yang lain seperti percakapan, bercerita, wawancara, diskusi dan lain-lain.
a. Pidato tanpa Teks
Tujuan : Siswa mampu berpidato dengan lancer tanpa mengunakan teks (serta merta). Siswa secara bergantian melakukan pidato di depan kelompok lain dengan tema sesuai dengan ide mereka. Dalam waktu yang ditentukan, siswa melakukan pidato secara bergantian sesuai dengan waktu yang disediakan. Tugas siswa yang sudah atau belum melakukan berpidato melakukan pengamatan dan penilaian pada setiap siswa yang sedang berpidato, mengenai kelebihan dan kekurangannya.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru memberi gambaran singkat tentang kegiatan saat itu
2) Siswa membuat peta pikiran
3) Siswa mengidentifikasikan butir peta pikiran yang dibuat
4) Siswa berpidato dengan peta pikiran yang dibuatnya
5) Siswa lain memberi penilaian
6) Siswa yang terbaik diberi kesempatan berpidato di depan kelas
7) Guru merefleksikan pembelajaran saat itu
b. Pidato dengan Teks
Tujuan : Siswa mampu berpidato dengan menggunakan teks. Siswa secara bergantian melakukan pidato dengan teks di depan kelompok lain.
Langkah-langkah pembelajaran :
1) Guru memberikan gambaran singkat tentang kegiatan saat itu
2) Siswa membuat teks pidato
3) Siswa berpidato dengan teks yang dibuatnya
4) Siswa lain memberi penilaian
5) Siswa yang terbaik diberi kesempatan berpidato di depan kelas
6) Guru merefleksikan pembelajaran saat itu

تعليم اللغة العربية ومستقبله


حيث اللغة الدينية المستخدمة فى ناص القرأن والحديث. وعندها موقف من المهم جدا. كما قال مرتضى مطهرى وهو متدين ذكي. ولأن اللغة القرأن هي وجود اللغة العربية حتى الأن. والسبب فى ذلك تفريق اللغة العربية كمالغة القرأن الأصلية ولغة التوراة والإنجيل.
ولكن فى الزمن الأن، فإن وجود اللغة العربية تواجه التحديات غير عادية. والظروف السائدة فى
الغرب الذى يسيطر على اللغة الإنجليزية. berkiblat العالم التى يستقبل
فكانت أهمية اللغة العربية فى الإتصالات العالمية كأنها مجتنبة. فحلت اللغة العربية على المركز الثانى بعد اللغة الإنجليزية. هذا هو واحد منهم يمكن أن يرى من حماسة جاذبية العامة على رغبة تعلم اللغة العربية وبالمقارنة مع اللغة الإنجليزية أو الصينية على الأقل جدا.
فى سياق الإندونيسيى، إستخدام اللغة العربية على أمة مهما ولأن أكثرهم من المسلمين فى إندونيسيا. وبالإضافة يستخديمونها لفهم النصوص الدينية وأيضا كوسيلة للإتصال بالنسبة للعديد من المؤسسات الدولية التى الشراكة مع العالم العربى، وبما فى ذلك تحقيق لطلاب فى المؤسسات التعليمية فى الشرق الأوسط.
ولذلك تعليم اللغة العربية هو مطلوب جدا. حتى وظيفة المؤسسة التربية من برنامج باللغة العربية مهم جدا. لأجل الطلاب يفهمون ويستعيبون اللغة العربية، فبعض الملاحظات هي: أولا، فهم المسموع. ثانيا، فهم المقروء. ثالثا، تعبير شفهى. رابعا، تعبير تحريرى.
ولحصول أفضل المتخرج من المتخرجون فى تعليم اللغة العربية فإحتياج إلى المعلمين مهنية باللغة العربية ووسائل التعليم كمساعد التعليم مثل أسطوانة وشبكة دولية. إذن، لا تلعثم الطلاب لمواجهة تحديات العالمية التى يتطلب أرواح المهنية والمؤهلة فى هذاالمجال الخاصة اللغة العربية.

كيف مستقبل العلماء التعليم اللغة العربية ؟
ولو فى الحقيقة مجال العمل أقل من العامل، لكن متخرجون لغة الأجنبية لديها فرصة كبيرة لإختراق سوق العمل، الخاصة تعليم اللغة العربية. مازالت الفرصة مفتوحة على نطاق واسع. وفى هذاعصر العولمة، كانت القدرة لإستعاب اللغة الأجنبية هى أحد منها التى تلزم لدى العلماء فى مجال ما. وليستطيع أهلية فيه. ولمتخرج فى تعليم اللغة العربية فرصة كبيرة بالطبع. لأن كانت اللغة العربية هى أفضل القدرة فيها.
فرصة العمل لمتخرج فى تعليم اللغة العربية
مازال مجال العمل لدى متخرجون اللغة الأجنبية مفتوح على نطاق واسع، الخاصة تعليم اللغة العربية. إذن، قيل أن العلماء التعليم اللغة العربية مازالت لها مستقبل وفرصة مضيئة للعمل كما يلى:
١- التعليم
وهذه المجال يعطى فرصة كبيرة على العلماء فى التعليم اللغة العربية. هى مدرس اللغة العربية فى المدرسة و المعهد والدورة. وكان مدرس اللغة العربية لمتخرج قسم تعليم اللغة العربية هو أهم العلاقة بتذكرة أفضل الهدف بقسمه هوإنتياج مدرسون اللغة العربية، وقيل فرصة العمل فى هذا القطاع كفيت بالواسع تذكرة عدد المدرسة والمعهد كثيرة فى إندونيسيا.
SDM ولوزاة التربية فى جاوا الوسطى البرامج أيضا ترتبط على الحوائج موارد الطاقة البشرية
SNBI التى تستعيب اللغة العربية. وكانت البرامج فيما يلى: المدرسة الوطنية المفهوم الدولى
.KTSP ومعهد المدرسةو البرنامج خارج الدراسة وشعبة دراسة اللغة بالمناهج مستوى وحدة التعليم
ويستطيع المتخرجون فى تعليم اللغة العربية أيضا أن ينشئوا مؤسسة دورة دروس اللغة العربية ويكونوا المدرس أو المدرّب اللغة العربية فى دورة مختلفة.
٢- الحكومة
فإستطاع المتخرجون اللغة العربية أن يكونوا موظّف الحكومية فى سفارة الإندونيسية على البلد الشرق الأوسط. ولأنهم كل يوم لازم لفهم الإعلام من وسائل الطباعية والإلكترنية بالغة العربية لشؤون الدبلوماسى.
۳- السياحة
فيمكن المتخرجون اللغة العريبة فى السياحة لتجريب قدرة بالغة العربية سواء فى محاولة الترويج إلى الخارج البلد وأن يكونوا إرشاد الزائرين فى داخل البلد. فإستطاع المتخرجون اللغة العربية إشتراك مع مكتب السفروالسياحية ليكونوا إرشاد الزائرين سوف يرافقون السائحون للتمتع السياح.
٤- الطبعة والنشرة
إستطاع المتخرجون اللغة العربية أن يكونوا كاتب الكتب فى اللغة العربية والكتب الدينية. وسوى ذلك، إستطعهم كمترجم الذى يحتاج ليترجم الكتب باللغة العربية أو قصة طويلة الأجنبية فى خارج البلاد. والعادة كمترجم يستخدم فى القنصلية الإندونيسية فيه. وخصوصا عندما تكون زيارات رسمية إليه، فلذلك يحتاج إلى مترجمين.
٥- الصحافة
إحتاج التلفاز المراسل الصحافى التى يستعبن فى اللغة العربية ليشمَل العمليّات فى خارج البلاد أو لمقابلة شخصية على زعيم سياسى فيه.
٦- الضيافة
أتى أكثرالسائحون من المنطقة الشرق الأوسط إلى الفنادق المشرِف وحولها.وواحد من محاولة ليعطى لذّة على الزوَر هو بتقديم الخدمات كما فى لغة الأم. ولأنه عندهم فرصة كبيرة فى هذا المجال.
٧- العلاقة العامّة
إحتاج الشركات على موارد الطاقة البشرية التى يستعبن اللغة الأجنبية والتى تتعلق على علاقة الإجتماعية. لأجلهم يعتقد سيجلب فوائد الشركة بسبب إستطاع أن يغرِس العلاقة على زيادة الإستثمار وليس مع المستثمرين فى هذا البلد فقط لكن فى خارجه أيضا.

إذن، نحن كطلاب فى تعليم اللغة العربية وعلينا يستطيعون كمدرس اللغة العربية فى مؤسسات التربية الخاصة فى المدرسة والمعهد والدورة وغير ذلك، وعلينا أهلية إتصالية فى اللغة العربية ملائق مقالا ومقاما.
فإستطاع أن يكونوا خبرة فى مجال العمل المناسب. وعندنا الفكر المرتفع كمتخرجون اللغة العربية وقدرة لمفتِّش فى مجال تعليم اللغة العربية والتربية الإسلامية. وإذا أهلية لمتخرج البلاغ كثيرا. فقيل فرصة العمل لهم واسع.
فهكذا صورة لتعليم اللغة العربية ومستقبله فى تواجه تحديات الزمان العالمية الممتلئ المنافسة.

"إعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا
وإعمل لأخرتك كأنك تموت غدا"
(الحديث)

بقلم
أفترييانا خليفة
طالبة المستوى الثامن